Sinergi Alumni YISC;
Mengumpulkan Puzzle Yang Berserakan
Alhamdulillah saya dapat mengenal
beberapa individu yang pernah menempa diri di YISC Al-Azhar puluhan tahun yang
lalu. Ini sebuah kebahagiaan karena diantara mereka saya bisa mendapatkan pengalaman dari sharing
pengalaman dan pengetahuan kehidupan dengan mereka yang lebih luas lagi. Mengapa
hal ini bisa saya alami?
Alhamdulillah sejak saya
bergabung dengan YISC sekitar tahun1998, hingga menjadi pengurus sampai tahun
2002, pengurus YISC saat itu, termasuk saya di dalamnya tidak pernah memutuskan
tali silaturrahim dengan mereka. Sebagai pengurus kami sangat menghargai
mereka, dan kami tetap meminta mereka mengajar bapakah itu di BSQ, SII atau
sharing dalam kajian yang lain di Forum dialog atau KABUKI, Kajian Buku Islam,
tak terfokus pada buku tertentu dan pemahaman golongan tertentu sebgaimana
periode 2003 sampai sekarang.
Pemikiran dan pemahaman keagamaan
yang berkembang saat itu kami jadikan bahan dialog untuk mengetahui dasar-dasar
filosofis mengapa pemikiran/pemahaman tersebut muncul, tak cuma membahas yang pemikiran
sekuler, liberal, pluralis yang fundamentalis Islampun menjadi bahan kajian. Maka
sepengetahuan pengalaman saya di YISC sampai era 2002 mereka masih memiliki
pemikiran dan pemahaman tentang Islam yang open-minded (berpandangan terbuka)
tidak mencaci maki, mendiskreditkan dan mengeluarkan dari
keanggotaan/kepengurusan YISC. Entah setelah 2003 sampai sekarang, menurut
kabar burung dan informasi yang saya dapat langsung dari anggota yang pernah
berbeda pandangan dengan pengurus, “dimusuhi” dan disingkirkan, kejam kali ya.
Kini, para alumni yang sudah “dibersihkan”
dan membersihkan diri dengan tetap terus berkomunikasi akhirnya melahirkan komunitas
pengajian Raudhah, setelah bertahun-tahun menuntut ilmu dari berbagai kalangan
dan golongan, hingga akhirnya kini sudah tersadarkan, pengajian raudhah tampil
dengan kajian yang sedikit berbeda. Para alumni dan civitas raudhah yang
bertebaran diajukan untuk menjadi pemateri, sesuai dengan pengalaman
spiritualnya masing-masing, dan sifat kajiannyapun semakin berkembang dan kaya
rasa.
Tak puas dengan hanya mengkaji
akhirnya pencerahanpun muncul, lahirlah Raudhah Institute, yang kini masih
berbentuk embrio. Secara spontan lahirlah sebuah kegiatan dakwah yang langsung
bertemu dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Dua kegiatan spektakulerpun
dilakukan, pertama Pelatihan Guru PAUD di Depok dan kedua Baksos yang dikemas
dalam bentuk penyuluhan kesehatan masyarakat dan Gigi balita di lingkungan RW
06 Kelurahan Sudimara Jaya Ciledug, Kota Tangerang, dan kini sedang dirancang
kegiatan ketiga insya Allah akan berlangsung di akhir mei.
Sinergi luar biasa dahsyat telah
terjadi, kebangkitan potensi Alumni yang berserakan mulai disusun membentuk puzzle
yang cantik dalam bingkai dakwah sosial. Dengan moto “Untuk Pencerahan dan
Pemberdayaan”, sinergi terus dibangun dan ditingkatkan demi pengabian pada
masyarakat, “untuk melayani Tuhan”, kata bahasa agama teman saya. Selamat dan
Sukses, Semoga Allah SWT selalu ridho dan menyelamatkan setiap aktivitas/program
yang dijalankan Raudhah Institute.
4 comments:
Mantabbb Gun, teruskan! :)
makasih sa, atas sambutannya, lanjutkan!
aa gun... ente emang..jempoll bro..!
alhamdulillah, semua milik-nya, bang rudi, btw kemane aje ente?
Post a Comment