Jujurlah;
Karena Kejujuran Tidak Pernah Membawa Petaka
Beberapa minggu yang
lalu saya sempat memberikan motivasi untuk anak-anak di pengajian nurul Islam
Ciledug, kota Tangerang yang membahas kejujuran. Jujur merupakan satu sifat
Nabi Muhammad SAW, shiddiq. Karena kejujurannya, hingga saat ini beliau
dikenang dan dipuji, namun karena kejujurannya ada pula segelintir orang yang
membenci. Memuji, karena sesuai dengan apa yang diyakininya, membenci, karena
terjadi benturan dengan keinginan/idenya/pahamnya.
Jujur merupakan sikap
keterbukaan, namun bukan buka-bukaan (sebagaimana fenomena seorang ustadz
selebritis dengan mantan istrinya yang kerap muncul pada tayangan infotainment,
yang menurut saya sangat memalukan). Sedang lawan dari sikap jujur adalah bohong
yaitu sikap menutup-nutupi kebenaran, manipulasi dan korupsi. Dalam bahasa
agama yang saya pahami orang yang menutupi bahkan menjauhi kebenaran Tuhan disebut kafir.
Manusia hidup taqdirnya
adalah bermuamalah, melakukan interaksi dan relasi social dengan yang lainnya. Dalam
sebuah interaksi ada kepercayaan, dan kepercayaan inilah kunci dari suksesnya
muamalah seseorang. Dalam bermuamalah dibutuhkan kejujuran dan kepercayaan.
Jujur dan percaya merupakan hukum sebab akibat. Sebuah kepercayaan lahir dari
perilaku. Salah dua (maaf sedikit dari
kebiasaan) akibat tidak adanya sifat
jujur adalah hilangnya kepercayaan orang
lain. Jika kepercayaan orang hilang maka kerugianlah yang akan di derita si
pembohong. Mari kita mencoba menyimak diri dengan bertanya adakah di dunia
orang yang mau bermua’malah dengan orang yang tidak jujur? saya yakin 1000%
tidak ada. Mana ada di dunia ini orang yang mau dibohongi, mengapa? Karena kejujuran
adalah fitrah manusia.
Dampak dari kekujuran
bagi pribadi adalah kedamaian, ketenangan dan kedamaian hidup, yang berujung
pada kebahagiaan. Sedang kebohongan apakah itu terungkap atau tidak, ia akan melahirkan
ketakutan, kegelisahan, was-was dan kecemasan. Untuk itu mari kita mencoba
untuk memaknai hidup dengan berusaha untuk selalu berkata dan berlaku jujur. Wallaahu’alam.