Sebuah Usaha Untuk Melestarikan Al-Quran dan Semoga Bisa Menyebarkan Virus-Virus Kebaikan, Insyaa Allaah. Alamat: Jl. Kedondong Rt 02/06 No. 31 Sudimara Jaya Ciledug Kota Tangerang hp. 0815 145 995 76
Friday, February 27, 2009
Orang Beriman Yang Beruntung
Oleh; Bang Gun
http://aagun2010.multiply.com
Malam ini (kamis 26 Feb. 2009 jam 8.00-09.30) Pengajian Remaja Nurul Islam mencoba mempelajari surah al-mu’minuun (23) 1 sampai 11 dan berusaha mengambil nlai-nilai yang ada di dalamnya untuk kehidupan. Pengajian di awali dengan tadarus al-Quran surah al-mu’minuun ayat 1 s/d 11 dilanjutkan dengan pembacaan terjemahnya oleh salah seorang santri sedang yang lain diminta menyimak dengan baik. Setelah tadarus selesai saya saya melontarkan petanyaan. Jika kalian simak terjemahan ayat 1 s/d 11 tadi sebenarnya ada dua kata kunci, coba siapa yang tahu? Begitu saya mengajukan pertanyaan kepada mereka. Di antara mereka ada yang menjawab, “orang beriman dan beruntung”. Yups, tepat sekali.
Berikut ulasannya:
1. “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman”
“Qadd aflaha al-mu’minuun”
Kata kunci dari ayat pertama ini adalah kata “beruntung dan orang yang beriman”. Lalu saya meminta mereka mendefinisikan kata beruntung. Sebelum mereka mendefiniskannya, saya meminta mereka membuat sebuah kalimat yang di dalamnya terdapat kata beruntung. Mereka semua mengungkapkan contoh kalimatnya, ada yang mengatakan, “selamat anda beruntung”, ada juga yang menyatakan “Nina sangat berutung karena memiliki ibu yang sangat mencintainya”, yang lain tak mau kalah “perempuan itu beruntung karena mendapatkan laki-laki yang baik seperti dia”, lalu, “Anda beruntung mendapatkan hadiah yang bagus”, selanjutnya “selamat anda berutung mendapatkan motor baru itu” dan yang lainnya.
Setelah itu, saya meminta mereka membuat kesimpulan dalam bentuk definisi. Nampak mereka mulai berfikir, mereka satu persatu memberikan definisinya. Akhirnya kami menyepakati untuk menyimpulkan kata beruntung . Beruntung adalah mendapatkan/memiliki sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Sesuatu yang kita dapatkan dan kita miliki yang membawa pada kesenangan dan kebahagiaan. Dan jika kita kaitan dengan transaksi, jual beli beruntung berarti mendapatkan kelebihan dari hasil penjualan setelah dipotong modal. Lalu saya tanyakan lagi kepada mereka, apa lawan kata beruntung, mereka sepakat “merugi”. Secara umum orang yang mendapatkan keuntungan dalam usaha insya Allah akan senang dan bahagia, sedang jika sebaliknya adalah menderita.
Lalu saya tanyakan lagi kepada mereka, siapa sih yang dalam ayat ini Allah nyatakan sebagai orang yang beruntung? Mereka menjawab kompak ”orang-orang yang beriman”, ”tepat sekali”, ”orang-orang yang beriman”. Orang-orang yang beriman yang seperti apa? Mereka menjawab:
1. orang-orang (beriman) yang khusyuk dalam salatnya,
2. orang-orang (beriman) yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
3. orang-orang (beriman) yang menunaikan zakat
4. orang-orang (beriman) yang menjaga kemaluannya,
5. kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela
6. siapa (beriman) mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
7. orang-orang (beriman) yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, Dan orang-orang (beriman) yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
8. orang-orang (beriman) yang memelihara sembahyangnya
9. Mereka itulah orang-orang (beriman) yang akan mewarisi
10. (yakni) (beriman) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka (orang-orang yang beriman) kekal di dalamnya
Lalu saya mengkaitkan ayat ini dengan bagian dalam ayat dalam surah yang lainnya, misalnya surah al-Bayyinah
1. Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (ayat 6)
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (ayat 7)
3. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (8)
Ayat tersebut diatas juga berkatian hubungan (munasabah) dengan
1. sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (ayat 4)
2. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), ayat 5)
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (ayat 6)
Pengaitan ini bertujuan menguatkan keyakinan kita sebagai muslim dengan melakukan commpare and contras dengan orang-orang kafir (al-bayyinah ayat 6) dan orang-orang yang tak mengunakan potensi kemanusiaannya (ayat 5 surah at-Tiin)
Dari pengajian ini kami simpulkan ternyata iman saja tidak cukup tanpa menghasilkan buah dari iman, lalu apa buah dari iman itu? Amal shaleh (perbuatan baik/akhlak mulia) (Qs Al-Bayyinah ayat 7) dan at-tiin ayat 6) iman yang benar dan kokoh ibarat sebuah pohon yang kokoh dan kuat dan buahnya yang dihasilkan menjadi makanan yang menyehatkan. Begiutlah gambaran orang yang beriman (Islam) keyakinannya menjadikan orang yang ada disekelilingnya mendapatkan kebaikan, kesenangan, kedamaian dan kebahagiaan, bukankah demikian Rasul kita tercinta? Mari introspeksi diri, berbuahkah iman kita? Manis, menyehatkan, menyegarkan atau sebaiknya?
Nah berdasarkan ayat-ayat tersebut di atas akan kita temukan korelasi definisi kata beruntung di sini seperti yang diungkan anak-anak tersebut dengan janji Allah. yaitu; mendapatkan/memiliki sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan, pada ayat terakhit Allah berjanji, Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya? Dalam ayat ini Allah menjanjikan akan memberikan (mewariskan) sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan, surga firdaus, yang akan kita dapatkan dan nikmati selama-lamanya, subhanallah, luar biasa. Tentunya Allah sediakan bagi orang yang beriman yang telah memenuhi syarat, sifat dan kriteria dalam surah almu’minuun tersebut atau dalam bahasa kesimpulan dua surat yang lainya, iman dan amal shaleh. Wallaahu a’lam
Orang Beriman Yang Beruntung
Orang Beriman Yang Beruntung
Oleh; Bang Gun
http://pengajianurulislam.blogspot.com
- “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman”
"Qad aflaha al-mu’minuun”
Kata kunci dari ayat pertama ini adalah kata “beruntung dan orang yang beriman”. Lalu saya meminta mereka mendefinisikan kata beruntung. Sebelum mereka mendefiniskannya, saya meminta mereka membuat sebuah kalimat yang di dalamnya terdapat kata beruntung. Mereka semua mengungkapkan contoh kalimatnya, ada yang mengatakan, “selamat anda beruntung”, ada juga yang menyatakan “Nina sangat berutung karena memiliki ibu yang sangat mencintainya”, yang lain tak mau kalah “perempuan itu beruntung karena mendapatkan laki-laki yang baik seperti dia”, lalu, “Anda beruntung mendapatkan hadiah yang bagus”, selanjutnya “selamat anda berutung mendapatkan motor baru itu” dan yang lainnya.
Lalu saya tanyakan lagi kepada mereka, siapa sih yang dalam ayat ini Allah nyatakan sebagai orang yang beruntung? Mereka menjawab kompak ”orang-orang yang beriman”, ”tepat sekali”, ”orang-orang yang beriman”. Orang-orang yang beriman yang seperti apa? Mereka menjawab:
- orang-orang (beriman) yang khusyuk dalam salatnya,
- orang-orang (beriman) yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
- orang-orang (beriman) yang menunaikan zakat
- orang-orang (beriman) yang menjaga kemaluannya,
- kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela
- siapa (beriman) mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
- orang-orang (beriman) yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, Dan orang-orang (beriman) yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,
- orang-orang (beriman) yang memelihara sembahyangnya
- Mereka itulah orang-orang (beriman) yang akan mewarisi
- (yakni) (beriman) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka (orang-orang yang beriman) kekal di dalamnya
- Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (ayat 6)
- Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (ayat 7)
- Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya (8)
- sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (ayat 4)
- Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), ayat 5)
- kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. (ayat 6)
Pengaitan ini bertujuan menguatkan keyakinan kita sebagai muslim dengan melakukan commpare and contras dengan orang-orang kafir (al-bayyinah ayat 6) dan orang-orang yang tak mengunakan potensi kemanusiaannya (ayat 5 surah at-Tiin)
Nah berdasarkan ayat-ayat tersebut di atas akan kita temukan korelasi definisi kata beruntung di sini seperti yang diungkan anak-anak tersebut dengan janji Allah. yaitu; mendapatkan/memiliki sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan, pada ayat terakhit Allah berjanji, Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya? Dalam ayat ini Allah menjanjikan akan memberikan (mewariskan) sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan, surga firdaus, yang akan kita dapatkan dan nikmati selama-lamanya, subhanallah, luar biasa. Tentunya Allah sediakan bagi orang yang beriman yang telah memenuhi syarat, sifat dan kriteria dalam surah almu’minuun tersebut atau dalam bahasa kesimpulan dua surat yang lainya, iman dan amal shaleh. Wallaahu a’lam
Wednesday, February 25, 2009
Keluarga Adalah Amanah
Keluarga Adalah Amanah
Menikah adalah perintah-Nya, mempunyai keturunan (jika mampu) juga perintah-Nya, menjaga keturunan (harus mampu) itu amanah-Nya. Manusia hanya sebatas berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan haknya, hak manusia adalah mengambil apa yang menjadi amanah-Nya dalam setiap sisi kehidupan, itulah ibadah.
Jadi menjaga keluarga adalah hak setiap manusia karena itu merupakan bentuk pengabdian (ibadah) kita kepada-Nya.
Wednesday, February 18, 2009
Fenomena Ponari
Oleh: Aagun
http://aagun2010.multiply.com
http://pengajianurulislam.blogspot.com
Kini fenomena baru dan luar biasa kembali melingkari tayangan-tayangan media cetak serta elektronik kita. Ponari. Ya, bocah usia 10 dari jombang jawa timur begitu fenomenal bak selebritis baru dan telah menarik energi jutaan manusia Indonesia dan mungkin bukan hanya Indonesia yang telah disihir oleh pemberitaan media cetak maupun elektronik, mungkin bisa mengalahkan hiruk-pikuk pemilu dengan segala atributnya atau kampanye calon legislative.
Entah apa sebanya ribuan warga begitu meyakini kesaktian batu ajaibnya dengan hanya dicelupkan pada wadah-wadah air yang sangat sederhana yang dibawa para pasiennya. Tak masuk akal begitu kira-kira sangkaan dari kebanyakan kita yang tak mengalaminya, tapi ratusan orang yanghadir di sana rela antri berdesak-desakan hingga ada yang meregang nyawa seakan tak menyurutkan keinginan menghentikan langkah, malah semakin “menggila”, subhanallah.
Saya melihat tayangan salah satu stasion televisi yang menunjukan “kegilaan” para pasiennya ketika untuk sementara ditutup karena telah menelan beberapa korban meninggal karena berdesak-desakan mengantri celupan batu dari tangan sang dukun cilik yang fenomenal itu. Apa bentuk kegilaanya? Para pasien mengambil apa saja yang berhubungan dengan diri ponari. Ada yang mengambil tanah di dekat kamar mandi, mengambil air kotor dari selokan dekat pemandian dan lain lain, inna lillaahi wa inna ilahi raajiuun
Kita tak bisa menyalahkan ponari maupun pasiennya, dan kita tidak bisa mengutuk perilaku mereka, apa lagi dengan predikat musyrik, sebagai mana teman bicara saya sesama muslim saat membahasnya. Ada hal yang mendasar mengapa mereka melakukan itu, pertama; kemiskinan kedua keyakinan (agama) dan ketiga kebodohan. Miskin; ada kata hikmah yang mengatakan “kaadal faqru an yaakuuna kufran” , “kemiskinan yang membawa pengaruh disetiap sisi akan mendekatkan orang pada keingaran (kekufuran) kekufuran adalah kebodohan begitu kira-kira. Siapa yang bertanggung jawab tentu para ulama/cendikiawan muslim/ustadz-ustadz/kiayi-kiayi atau apalah sebutannya. Mengapa sampai terjadi hal ini? Dan mengapa bisa begini?
Adalah tanggung jawab dari para pemuka agama (islam) yang sadar di jawa timur khususnya untuk melakukan pendekatan yang baik kepada para pasien terutama, agar mereka tidak terjembab pada kemusyrikan. Peran pemerintah pusat dan daerah atawa orang yang akan memerintah juga para calon wakil-wakil rakyat hendaknya mau memikirkan dan mencari solusi, bukan hanya berdiam diri atawa malah menjadikan fenomena ini sebagai dagangan politiknya.
Entah kebenaran keampuhan pengobatan dukun cilik ini seperti apa, jika memang benar bisa menyembuhkan, tersiar kabar benar atau tidak praktek ponari ini akan ditutup? mbok ya jangan di tutup atau dilarang, tinggal diatur manajemen nya saja, mengapa? karena jika kita lihat mereka yang datang boleh dikata mereka adalah kaum tua renta yang dari sisi ekonomi dan pendidikan termarginalkan. Juga perlu adanya peran pemerintah desa, kelurahan atau kecamatan misalnya untuk memfasilitasinya, agar tidak jatuh korban lanjutan, sebab niatnya berobat malah sekarat atau menjemput maut, kasihankan?
Cukup bijak ketika Kak Seto menyatakan "Penutupan itu tidak bisa karena Ponari memang ingin tetap mengobati. Itu atas keinginan dia sendiri," ujar Kak Seto kepada okezone, Selasa (17/2/2009). Dan banyak orang juga butuh penyembuhan (penulis).
Untuk merealisasikan jalan tengah ini, Kak Seto telah meminta Bupati Jombang agar membangun tandon air yang disalurkan dengan pipa dan kran. Pengaturan ini diharapkan bisa membuat antrean pasien menjadi tertib karena pelayanan Ponari bisa dilakukan secara masiv. Sementara itu, untuk mengeliminir kekhawatiran praktik Ponari akan menimbulkan kemusyrikan, Kak Seto juga meminta para tokoh agama untuk memberi pengertian kepada umatnya sehingga tidak terjebak dalam kemusyrikan.” (http://news.okezone.com/read/2009/02/17/1/193420/1/kak-seto-sarankan-ponari-praktik-sepekan-2-kali)
Sekali lagi peran aktif orang-orang yang sadar dan mampu dari dan dalam segala sisi sangat dibutuhkan untuk menyembuhkan sebagian besar anak bangsa, sebagai dampak dari kerakusan dan kebodohan para pemimpinnya dan para ulamanya. Wallaahu ‘alam
Monday, February 16, 2009
Fenomemena Atribut Partai
Fenomena Bendera Partai dan Kondisi Real Indonesia
Oleh: Gunawan
Bendera partai, stiker besar dan kecil, atau selebaran kertas yang menempel dan terpaku di mana tempat yang bisa ditempel dan dipaku menjelang pemilu, pilkada provinsi,
Setuju atau tidak tapi demikianlah adanya, tentulah jika mereka semua yang telah duduk dan menjadi “penguasa” juga pendikte kehidupan rakyat mau peduli dan sungguh-sungguh peduli tentu hasilnya akan berbeda. Tapi apa lacur, keinginan meraih kekuasaan dengan berjuta-juta alasan mengiasi bibir telah menutup mata-hati mereka yang kini berusaha menipu rakyat jelata.
Inilah
Friday, February 13, 2009
Pelajaran Dari Sebuah Doa
Pelajaran Dari Sebuah Doa
Oleh: Bang Gun
Allahummaj ‘alni shabuuran, waj’alni syakuuran, waj’alni fii ‘aini shagiiran wa fii a’yuninnaasi kabiiran.