Thursday, June 18, 2009

Usia Bertambah dan Jatahpun Berkurang

Usia Bertambah; Jatahpun Berkurang

Terimakasih buat semua atas ungkapan doa dan cintanya atas bertambahnya usia. Semoga ungkapan sobat, sahabat, sodare-sodare, juga guru, murid-muridku tercinta dan partner mengajar ku yang terbaik di sekolah High/scope Indonesia TB. Simatupang Jakarta Selatan, Alumni Youth Islamic Study Club (yisc) Al-Azhar, mereka para aktivis penulis lepas multiply yang luar biasa, sahabat Facebook dan lain lain, sekali lagi terimakasih atas doanya semoga Allah Sang Maha Pencinta, membalas cinta-cinta yang telah terungkap.

Sudah beberapa hari ini ane sedang menikmati liburan sekolah, otomatis ada yang terputus rasanya ada yang hilang rasanya, he...he…he…ms. Amie, mpok warnet hs, juga libur nih. Mencoba mampir ketetangga yang nyediain layanan warnet trus buka email, facebook and multiply, wuahhh luar biasa, ane terharu, dan mengucapkan terimakasih buat sahabat, guru, murid yang telah mengingatkan ane. Terus terang ga ada kamus ulang tahun dalam hidup ini, bukan karena ane fanatic tapi emang dari dulu semenjak lahir ga pernah melakukan ritual yang satu ini. Baru akhir-akhir ini saja itupun karena perhatian (ceileee) dari semua orang baik yang ane kenal. Tapi bukan berarti ane lupe juga ame umur, insya Allah, umur adalah ingatan dan peringatan untuk senantiasa berusaha selalu memberi yang terbaik dalam kehidupan dan menjadi yang terbaik dalam pandangan-Nya.

Tulisan ini ane persembahkan buat semua yang terkasih oleh-Nya, terimakasih atas doa dan supportnya. Salam cinta buat semua.

Hidup, semua yang hidup mengalami proses kehidupan yang sama. Tumbuhan, hewan, dan semua yang hidup dan berjasad akan mengalami proses yang sama. Lahir, kecil, sedang, besar, tinggi, kuat, berangasur lemah, lemah, lemah, lemah dan ketika tubuh sudah tak mampu melawan arus kencangnya waktu dan jiwa sudah tak mampu difasilitasi oleh tubuh kasar yang fana, maka berpisahlah keduanya, kita mengenalnya mati, meninggal, wafat. Itulah akhir dari “hidup”. Tapi semua “tragedy” itu bukan akhir dari segalanya, mereka yang percaya, berkeyakinan ada hidup lain sebagai kelanjutan dari hidup diawal, keyakinan saya menyebutnya akhirat, alam lain yang kita tidak pernah tahu, tapi dia ada, ada karena saya meyakininya, dan sangat menyakininya.

Hidup, akan sangat bermakna jika kita mampu memaknainya. Seorang sahabat pernah bertanya kepada saya, bagaimana memaknai hidup? Saya katakan padanya, “hidup itu perbuatan, maka berbuatlah sesuatu yang bisa membawa manfaat yang baik untuk kehidupn., Sekecil apapun perbuatan baik yang kita lakukan untuk kehidupan akan sangat bernilai dan bermanfaat, ketika kita bisa menghasilkan manfaat dan nilai, itulah makna dari kehidupan. Tak ada makhluk yang diciptakan-Nya yang tak berpotensi dan berkualitas. Potensi dan kualitas itulah yang harus kita gali terus, terus dan terus, galilah potensi dan kualitas itu dengan perbuatan sehingga membawa nilai dan manfaat untuk kehidupan”

Begitulah yang kini sedang kita alami dan lakukan, terus menggali potensi diri agar berkualitas sehingga membawa nilai dan manfaat yang baik untuk kehidupan, dalam keyakinan yang saya pahami, itulah ibadah. Sebuah pengabdian untuk Dia yang telah menciptakan semua dengan kesempurnaan. Itulah ungkapan syukur, terimakasih atas potensi dan kualitas yang telah dititipkan pada diri. TitipanNya jangan kita abaikan. Ketika hidup membawa nilai dan manfaat kebaikan untuk kehidupan, itulah kebahagiaan. Sebuah rasa yang ingin diraih oleh mereka-mereka yang sadar.

Terimakasih sobat, mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan dan kepatuhan pada-Nya, agar kehidupan menjadi bernilai, bermanfaat dan bermartabat di hadapan-Nya, bukan dihadapannya. Wallaahu a’lam.

Thursday, June 11, 2009

Deklarasi Pemilu Damai Yang Tidak Damai

Deklarasi Pemilu Damai Yang Tak Damai;
“Masih Ada Dendam Diantara Mereka?”

Begitulah aura para calon pemimpin kita, tampak jelas wajah tegang mewarnai air muka mereka, tak nampak sikap dann wajah kenegarawan mereka, nampaknya masing-masing terlihat memendam rasa kecewa berkait dengan komunikasi politik yang selama ini mereka lakukan. Saya menyimak sejak awal tayangan TV one, ada harapan diantara mereka saling bersalaman dan bertegur sapa untuk pendidikan politik kepada konstituennya, sampai akhir acara ini selesai tak terlihat penampakan itu ada. Kalau tidak salah capres Yudhoyono dan cawapres Budiono datang lebih awal, entah ada keperluan apa mereka tak langsung duduk di tempat yang telah disediakan, dilanjutkan oleh pasangan capres Mega dan cawapres Prabowo yang langsung menempati tempat duduk. Tak lama kemudian pasangan SBY berbudi menunju tempat duduknya, ada rasa salut buat cawapres Prabowo yang langsung standing dan menyalami pasangan SBY berbudi, tapi entah mengapa “Ibu”yang satu itu tak sedikitpun menunjukan keibuannya, ia seakan tak peduli ada siapa, ini sangat saya sayangkan. Sedikit tegur sapa terjadi antara SBY dan Prabowo, walau SBY masih terlihat kaku, lain hal dengan prabowo lebih cair.

Pasangan ketiga cawapres Yusuf kalla dan Wiranto, juga sama tak ada diantara mereka berempat mau menyalami satu sama lain, sungguh pada malam itu suasana damai tak terlihat damai. Ini tentu saja sangat bertentangan dengan semangat yang sedang digaungakan saat itu, deklarasi pemilu damai dan kekeluargaan dan kebersamaan.

Acara ini di selingi oleh tarian dari masing masing kandidat. Diawali dengan persembahan dari kandidat Mega Pro, diakhir performance kandidat pertama ada orasi yang menurut saya sangat menarik dan menggelitik Si Butet Yogya (Butet Kertaradjasa) yang “dipesan” megawati, dalam orasi yang terlihat sedikit netral, tapi tentu saja disesuaikan dengan pemesannya telah membuat salah wajah seorang kandidat (SBY) memerah seperti menahan marah (kesal kali ya sama kata-katanya si butet itu). Setelah hiburan selesai diikuti orasi politik Megapro yang dalam isi oransinya secara tidak langsung menyindir salah satu kandidat, (Ibu yang satu ini nampaknya kaga pernah nyadar kalo dia dulu juga kaga jauh beda). Hiburan kedua dan ketiga yang diringi orasi politik datang dari pasangan nomor urut selanjutnya.

Setelah itu mereka menyatakan ikrar untuk pemilu damai, kekeluargaan dan kebersamaan yang dipandu ketua KPU, setelah berikrar mereka walau masih terlihat sangat kaku saling berpegangan tangan dan sekali lagi tak nampak sikap keramah tamahan mereka sebagai bagian dari rakyat bangsa ini yang katanya terkenal dengan keramah tamahannya. Sungguh saya sangat kecewa menyaksikan acara ini, sebab harapan yang ada dibenak tak terpenuhi, penampakan mereka terlihat hambar, tak nampak ada kedamaian, kebersamaan, dan kekeluargaan, nampaknya masih ada dendam diantara mereka, kalau calon pemimpinnya aja begitu ape lagi rakyatnya, mereka belum memberikan contoh, tauladan sebagaimana yang diungkapkan dalam orasi cawapres budiono, “sesuai antara kata dan perbuatan”. Saya berfikir jika suasana ini tidak mencair sampai saat pelantikan presiden dan wakilnya, nampaknya Indonesia tidak akan pernah menjadi lebih baik, sedih dech, oh Indonesiaku.

Wednesday, June 10, 2009

DPR, Cincin dan Kehinaan

DPR, Cincin dan Kehinaan

Sebenarnya sempet gemes juga dan males berkomentar berkait dengan tingkah polah sebagian besar “orang-orang yang terhormat” di negeri ini yang katanya akan mengakhiri masa kerjanya. Tapi kalo kaga di curahin makin tambah memuncak, maka lebih baik dicurahin aja kali ya. Semalem, Metro TV sempet nayangin pro kontra masalah ini. Ada tiga panelis, satu perwakilan LSM, satu PKS, dan yang satu ga tahu dari ini dan dia ini yang paling membuat ‘nek, orang yang satu ini kekeuh mempertahankan alasan legalnya pembagian cinderamata berupa cincin emas. Kalo ga salah tadi sempet baca di editorial Koran tempo besaran keseluruhannya itu lima milyar booo!!!, (http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2009/06/10/index.shtml?ArtId=003_002&Search=Y), masya Allah, kaga sensi mereka itu terhadap kondisi ekonomi bangsa yang lagi morat marit. Sungguh terlaaaluuu, dah kerjanya molor, bangku sidang pada ditinggalin, kerjaan banyak yang tertunda, trus gajinya gede, tunjangannya banyak, rumah dikasih, mobil diutangin, listri, telepon dibayarin, belon lagi komisi-komisi kalo lagi sidang, (menurut Koran tempo wuiiiiiiiih, siapa yang kaga mao jadi ‘orang yang terhormat di negeri ini”, sampe gila-gilaan aja diladenin, innalillaahi wa inna ilahi raajiuun.Penghargaan wajarlah diberikan, tapi gimana ame kinerjanya? Kalo mau penghargaan dan kenang kenangan, plakat atau sertifikat penghargaan juga cukup, cobalah bersimpati dan berempati pada rakyat kecil bos.

Kalo ane berfikir banyak orang terhormat di gedung nyang ntu, tu, orangnye lebih miskin dari orang miskin, gimane kaga, gaji dapet, tunjangan melimpah, komisi kaga ketinggalan, liburannye keluar negeri, eh… masih minta dikasih cincin emas pula. Belon lagi dulu minta dibeliin laptop, aneh kan? Ape ntu bukan perbuatan orang nyang hina? Maaf ye kalo pernyataan ane aga kasar, tapi niatan ane bae sih, Cuma ngingetin, kalo nyang bapak-bapak dan sodare-sodare makan ade iyang berasal dari keringat rakyat-rakyat miskin yang makin terpuruk hidupnya, kaga berkah tuh, liat tu rakyat makin susah, bapak-bapak yang terhormat sih enak.

Buat bapak-bapak, sodare-sodare nyang telah terpilih, dan akan dilantik mewakili rakyat and pastinye akan mendudukin gedung yang terhormat, jadilah orang yang terhormat, agar DPR menjadi lembaga yang bener-bener bermartabat, kerja membela kepentingan rakyat yang telah mengamanatkan suaranya pada orang-orang yang dianggapnya tepat, ingat!!! Allah, Tuhan YME Maha Mendengar dan Maha Melihat, biar kaga dilaknat, jadilah orang yang bermartabat, beri contoh kepada kami rakyat-rakyat yang selalu berharap, insya Allah untuk kebaikan dan kebenaran rakyat pasti mendukung dengan semangat, bukan begitu???

Thursday, June 4, 2009

Akhirnya Keadilan Itu Datang; Ucapan Selamat Buat Ibu Prita

Meskipun masih harus mengikuti sidang gugatan Pidana karena tuduhan pencemaran nama baik Rumah Sakit Omni Internasional Tangerang. Prita Mulyasari, Ibu dua balita yang selama ini merindukan kehangatan kasih sayangnya, kini telah mampu bernafas lega karena pihak pengadilan tangerang yang telah semena-mena melakukan penahanan, entah ada apa dibalik penahanannya ini perlu diusut tuntas, sebagai mana koran tempo hari ini merilisnya, saya sangat setuju sekali, ini memang perlu di usut tuntas karena kemungkinan "ada udang dibalik batu" atau "main mata" dari orang-orang yang "punya kuasa" dalam kasus ini bisa dipaparkan dengan jelas, transparan, sehingga jelas siapa yang salah sehingga kedua belah pihak tidak dirugikan. ini penting, dimana transparasi dan keadilan untuk semua yang semakin mendengung menjelang pemilihan pemimpin negera di negeri tercinta ini.

Salut buat teman-teman yang masih punya nurani, cerita ini tentu akan berbeda jika tak ada peran media masa yang mendengungkan dengan keras ketidak adilan ini, atas izin-Nya juga akhirnya dinding keadilan bergetar juga, Ibu Pritapun di "bebaskan". Buat para penegak hukum dan orang yang punya uang di negeri ini, janganlah menjual nurani dan kebenarab anda dengan mengikis habis kebenaran dan nurani hanya untuk kesenangan semata, ingat, dunia ini bukan akhir dari segalanya, sadarlah saudara!!!

Wednesday, June 3, 2009

Mendukung Datangnya Kadilan Untuk Prita, buat yang punya nurani

Bagai semut lawan raksasa, begitu kira-kira ketika menyaksikan fenomena keadilan di negeri ini. Seorang wanita yang curhat via email atas pelayanan sebuah rumah sakit bertaraf internasional harus mendekam di rumah tahanan wanita tangerang/LP wanita. Menurut beberapa media yang saya baca minggu-minggu ini (kompas dan koran tempo) sungguh ironis dan sangat menyayat hati, apalagi beliau harus meninggalkan kedua anaknya yang masih balita, sungguh kekuasaan dan arogansi yang di luar perikemanusiaan. Jika kita bandingkan dengan kasus yang menyangkut orang berduit di negara ini penahanan tersangkanya begitu lamban dan mereka masih bisa bebas berkeliaran, patut pula kita pertanyakan ada apa di balik semua ini.

Inilah Indonesia, negeriku tercinta, perlindungan terhadap pelayanan umum bagi rakyatnya tak pernah diperhatikan, tapi ketika pelayanan itu dikeluhkan, penjaralah imbalannya. Kapan di negeriku tercinta ini ada lembaga pemerintah yang bisa memberikan advokasi terhadap keluhan konsumen? Kerugian konsumen?

Sebagai orang yang pernah merasakan kerugian terhadap pelayanan umum, mengajak siapa saja untuk bersimpati terhadap penderitaan sdri. Prita, semoga keadilan bisa ia dapatkan, juga untuk yang lain tentunya yang tak mampu mengungkap kekecewaan terhadap pelayanan umum. Semoga para calon pemimpindi negeri ini yang sedang berkampanye mau mendengar, memikirkan solusi untuk seluruh perlindungan para konsumen/rakyat di negeri ini. Sebab jika tidak hal ini akan menjadi precedent buruk di masa yang akan datang, ketakutan akan dipenjarakan oleh kekuasaan uang, jika mengeluhkan buruknya pelayanan publik yang menimpanya, maka rakyat akan selalu menjadi object penderita yang selalu dirugikan. Ini tak bisa dibiarkan.