Monday, August 24, 2009

Puasa dan Kemerdekaan

Puasa Dan Kemerdekaan

Puasa dan kemerdekaan (kebebasan) bagaikan dua sisi mata uang. Mengapa demikian? Sebagaimana kita ketahui bahwa inti menjalankan ibadah puasa adalah menanamkan/mendidik sikap sabar dalam segala hal. Sedang sabar merupakan inti dari kehidupan, banyak orang ”sukses” di dunia ini karena ia sikap sabarnya. Ibadah menjadi sempurna karena sikap sabar. Banyak pula orang yang tersesat/menyimpang jalanya karena tak sabar. Sikap sabar membebaskan manusia dari berbagai keinginan negatif yang dapat menyimpangkan arah hidup menuju jalan Tuhan. Menuju jalan yang dicintai-Nya.

Jadi orang yang bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa, ia sedang berusaha membebaskan/memerdekakan dirinya dari penjajahan. Penjajahan nafsu negatif yaitu berbagai keinginan meraih kesenangan dunia. Kesenangan yang didapat seperti orang makan makanan yang ”enak”, terasa enaknya hanya sebatas dilidah saja.
Allah Maha Tahu, maka salah satu bentuk kasih sayang-Nya kepada manusia Ia membuat sebuah program pendidikan/pelatihan khusus/special yaitu puasa ramadhan disertai ibadah-ibadah penyempurna lainnya sebagai satu jalan menuju kebebasan/kemerdekaan. Kebebasan/kemerdekaan itulah tujuan dari pelaksanaan ibadah puasa, dalam bahasa yang sangat familiar yaitu taqwa (QS. Al-Baqarah: 183). Taqwa adalah kebebasan/kemerdekaan.

Kita sadar bahwa kemerdekaan/kebebasan tak mudah kita raih. Meraih kemerdekaan/kebebasan membutuhkan perjuangan ekstra dan luar biasa, kerja keras, butuh waktu, pemikiran, perjuangan fisik, strategi, harta, darah dan airmata. Demikian halnya puasa. Tapi ketika perjuangan telah membuahkan hasil, betapa senang dan bahagianya kita. Demikian halnya dengan puasa. Puasa adalah jalan menuju kebebasan/kemerdekaan (taqwa).

Wednesday, August 12, 2009

Rindu ramadhan


Kehadiranmu telah dinanti jutaan manusia-manusia yang sadar
Kedatangmu membawa sejuta harapan kedamaian jiwa-jiwa yang haus kasih-Nya
Kedatanganmu sekaligus menebar luka, luka karena secepat itu kau datang, secepat itu pula kau melenggang. Luka karena diri-diri yang haus akan kasih-Nya seakan bertambah haus ketika dirimu menyapa.
Rindu, rindu dan rindu, seakan tak ingin terpisahkan.
Harumnya aroma hari-harimu menambah semangat jiwa-jiwa yang sadar
Manisnya sapaan hari-hari bersamamu membuat jiwa-jiwa terhayut
Kebahagiaan ketika bersamamu sangat sulit diungkap dengan kata-kata
Rindu, rindu dan rindu, tetapi kami sadar akan keterbatasan
Kehadiranmu ingin mengingatkan jiwa-jiwa yang sadar agar tetap selalu sadar
Kehadiranmu membawa pesan damai, damai dalam jiwa damai dalam nyata
Ramadhan, kehadiranmu kami nantikan

Thursday, August 6, 2009

Apakah Keyakinan Itu?

Apakah keyakinan itu?

Keyakinan, dalam kamus bahasa indonesia online: ya•kin a 1 percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi): hakim -- akan kesalahan terdakwa itu; ia berkata dng -- nya, berkata dng pasti; pd -- ku, pd pendapatku; 2 sungguh; sungguh-sungguh: -- bukan saya yg mengambil, kalau perlu saya berani bersumpah; dng -- belajar, belajar sungguh-sungguh; me•ya•kini v yakin (percaya dsb) benar (akan): benarkah engkau ~ nasihatku ini?; me•ya•kin-ya•kini v menyelidiki dsb supaya yakin; memastikan: ~ suatu hal yg buruk; me•ya•kin•kan 1 v menyaksikan sendiri supaya yakin; memastikan: supaya tidak salah mengambil putusan, baiklah kita ~ sendiri kebenarannya; 2 v menjadikan (menyebabkan dsb) yakin: ia berusaha ~ ayahnya bahwa uang itu benar didapat di jalan, bukan hasil curian; 3 v melakukan sesuatu dng sungguh: ~ pengajiannya; 4 a sungguh-sungguh (dapat dipercaya, dapat diandalkan, dsb): bagaimana kita tidak terpikat, perkataannya begitu ~; ke•ya•kin•an n 1 kepercayaan dsb yg sungguh-sungguh; kepastian; ketentuan; 2 bagian agama atau religi yg berwujud konsep yg menjadi keyakinan (kepercayaan) para penganutnya; ber•ke•ya•kin•an v mempunyai keyakinan; percaya benar: ia ~ suatu ketika anaknya yg merantau akan kembali ke kampungnya . (http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php)

Pada intinya dalam kata yakin terdapat pengertian, percaya. Sedang kata percaya dalam kamus yang sama dikatakan sebagai berikut: per•ca•ya v 1 mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata: -- kpd ceritanya; -- akan kabar itu; 2 menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada: -- kpd barang gaib; 3 menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur (tidak jahat dsb): beliau tidak -- lagi kpd Amir; 4 yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dsb): -- kpd diri sendiri; -- angin percaya yg sia-sia; me•mer•ca•yai v 1 menganggap benar atau nyata; mengakui benar atau nyata: ia tiada ~ segala kata dan keterangan saksi itu; 2 mengharapkan benar atau memastikan (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dsb): ia ~ anak buahnya untuk membayar biaya pemasangan telepon; me•mer•ca•ya•kan v menyerahkan dng sepenuh kepercayaan (supaya dijaga, diurus, dsb); mengamanatkan: pengusaha itu ~ hartanya kpd adiknya; ia ~ kesehatannya kpd dokter itu; te•per•ca•ya a 1 (paling) dipercaya; 2 dapat dipercaya; ke•per•ca•ya•an n 1 anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yg dipercayai itu benar atau nyata: ~ kpd makhluk halus masih kuat sekali di lingkungan petani; 2 sesuatu yg dipercayai: bagi mereka hal itu bisa menghilangkan ~ rakyat kpd para pemimpinnya; 3 harapan dan keyakinan (akan kejujuran, kebaikan, dsb): hal itu dapat menghilangkan ~ rakyat kpd pemimpinnya; 4 orang yg dipercaya (diserahi sesuatu dsb): pemimpin itu sedang berunding dng orang-orang ~ nya dr daerah; 5 sebutan bagi sistem religi di Indonesia yg tidak termasuk salah satu dr kelima agama yg resmi: tokoh itu adalah penganut aliran ~

Percaya sama artinya mengakui. Kepercayan adanya di hati (qalb), sedang pengakuan adalah ungkapan lisan. Kita tidak akan pernah mengakui sesuatu jika kita tidak tahu, atau tidak menyaksikan, atau kita tidak berperan di dalamnya. Maka orang yang mengakui sesuatu padahal dia tidak tahu, maka dia disebut sebagai pendusta, pembohong, dan orang tidak akan percaya padanya. Siapa yang suka/mau didustai/dibohongi? Seorang pendusta seklipun pasti akan marah jika ia dibohongi, he..he…he.. kadal dikadalin, begitu kira-kira.

Pengakuan merupakan sebuah ungkapan terhadap apa yang kita tahu, dan karena kita tahu maka kita bisa mengungkapkan apa yang kita tahu. Dalam mengungkapkan hal yang kita tahu bisa diperkuat dengan memberikan bukti-bukt, kalu kita memang tahu, dan kita memiliki pengetahuan tentang itu. Pengetahuan itu sendiri terjadi karena adanya respon dari alat indra seperti melihat atau mendengar. Boleh dikata inilah fase awal masuknya suatu input dari object yang di lihat atau di dengar. Karena adanya respon alat indra, maka ia tahu, tuhkan balik lagi.

Setelah muter kesana kemari, sebenarnya ane cuma ingin bilang keyakinan adalah pengetahuan. Pengetahuan tak akan pernah kita dapat jika kita tidak mencarinya (mencari agar tahu). Kita yakin/percaya adanya Tuhan, Allah SWT karena kita ”tahu”. Kita yakin dan percaya kalau Allah itu Maha Esa karena kita ”tahu”. Apakah kita tahu kalau kita ini sudah yakin atau belum? Jangan-jangan kita yakin karena kita tidak tahu? Atau kita tidak tahu kalau kita yakin? Atau kita tahu dan kita yakin?, mudah-mudahan coretan ini bisa dimengerti, kalo tidak, mungkin anda belum yakin, he...he...he..., maksa ni ye? Kalo anda masih tidak anda bisa menyanggah tulisan ini.