Monday, August 16, 2010

Renungan Ramadhan; Saat Perolongan-Nya Datang

Saat Pertolongan-Nya Datang

Peristiwa ini mungkin biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan, mungkin ada diantara kita yang berkata, Ah itu hanya kebetulan saja, atau ah itu cuma keberuntungan. Tidak masalah, karena kita mungkin punya persprktif yang berbeda dalam menanggapinya. Cerita ini sangat sederhana, tapi semoga bisa menjadi bahan renungan.

Begini kisahnya:

Pagi ini seorang teman nelpon ane untuk mampir kerumahnya karena ada surat yang harus diberikan untuk kepala sekolah. Dalam perjalanan menuju sekolah sesuai dengan pesannya mampirlah ane kerumahnya dan dia memberikan surat-surat itu. Saat itu ane kaga bawa tas, ane masukin aja ke kantong jaket. Karena waktu sudah cukup siang, saat itu kurang lebih jam 05.30, khawatir telat, sedikit memberi motivasi, ane ngelanjutin perjalanan.

Sampe di tempat penitipan di sebuah masjid di bulak kapal, langsung cabut cepet-cepet, maklum jemputan 132 ke lebak bulus telah nampak di depan saat menuju tempat penitipan. Langsung menuju jalan, pas dihadapan, alhamdulillah, ane pun naek, tapi sayang sudah penuh ni jemputan, anepun berdiri dengan tentengan yang kubawa hampir 3 kg.

Mobilpun berlalu, tiba-tiba, Alhamdulillah Allah mengingatkan, astagfirullah, surat itu ketinggalan. Ya, surat-surat itu ada di dalam saku jaket motorku. alhamdulillah, karena pagi itu jalan cukup padat, jadi mobilpun tersendat. Turunpun tak terlalu sulit, aku bilang sama tuh kenek, maaf kang ada yang ketinggalan aku turun disini saja. Alhamdulillah masih belum terlalu jauh.

Sambil sedikit berlari walau ada sedikit kekhawatiran terlambat, tapi keyakinanku berkata, insya Allah Dia akan memberikan yang terbaik untuk perjalanan ini, begitu hati ini berbicara. Sampe di penitipan ku ambil tuh surat-surat sambil bergegas karena (maaf) kebelet pipis juga, buang dulu ah. Alhamdulillah, lega.

Sambil berjalan menuju jalan raya hati selalu berkata, Insya Allah dia akan memudahkan orang yang mau memudahkan orang lain, insya Allah Dia akan memberikan jalan yang terbaik apapun bentuknya, karena ini adalah ujiannya, enak atau tidak itu ujian dari keyakinan kita, begitulah kira-kira pembicaraan dengan hati saat itu.
Pas sampe di jalan kendaraan selanjutnya kearah yang samapun terlihat, Alhamdulillah, jadi tidak menunggu, lansung ada jawaban dalam hatiku. Tapi terihat penuh nih bus, ga papalah yang penting bias cepat sampai dan tidak telat.

Kakipun menaiki bus, subhanallaah, masih banyak bangku kosong, Alhamdulillah, bias duduk nyatai plus tiduran, enak nih diperjalanan. Kupilih bangku ditengah-tengah bus, duduk manis sambil berguman, jika Ia mau memberikan jalan yang terbaik, ternyata sesuai dengan harapan saat terjadi dialog dengan hati, subhanallah, alhamdulillah. Menjelang pintu masuk tol bekasi timur menuju Jakarta buspun telah penuh sesak. Bagi ane ini karena ikut campurnya Dia, walau kemungkinan yang berpendapat berbedapun ada, semua tergantung keyakinan, semoga bias menjadi renungan, amiin.

Friday, August 13, 2010

(Renungan Ramadhan) Ramadhan; Antara Ide dan Realitas

Renungan Ramadhan
Bulan Ramadhan; Antara Ide dan Realitas

Hati ini seakan menolak realitas dan ide. Realitas, setiap menjelang ramadhan harga naik melambung tinggi, banyak orang begitu terlihat boros, sejak awal ramadhan pusat-pusat perbelanjaan modern dan tradisional tak penah sepi bahkan terjadi peningkatan permintaan. Kenaikan harga tentu sangat membawa penderitaan bagi mereka yang lemah dari sisi ekonominya, lain hal mereka yang tak bermasalah dari sisi ekonomi.

Ide, Ramadhan, satu bulan diciptakan-Nya bagi manusia untuk merenung (muhasabah) dan memperbaiki diri. Dalam satu bulan ini Allah membuat sebuah agenda perenungan yang kita sebut dengan puasa. Idenya puasa itu menahan diri, menahan hawa nafsu dari segala hal yang sebenarnya halal untuk dikonsumsi dan halal untuk dilakukan bagi mereka-meraka yang memang boleh melakukannya, pada waktu berpuasa, dari sisi fisik dan membiasakan diri dari segala perbuatan yang dilarang dan dibenci untuk dilakukannya, dari sisi ruhani.

Realitas yang seharusnya adalah harga-harga barang konsumi bergerak stabil, normal-normal saja, toh kita hanya pindah waktu makan saja dan itupun tentunya dilakukan tidak berlebihan karena orang yang berpuasa harus menahan diri, begitulah idenya.
Perkelahian antar masyarakat, suku, ras dan agama di suatu daerah beberapa tahun-tahun lalu di bulan ramadhan kerap terjadi, semoga di tahun ini tidak terjadi, walau beberapa minggu sebelum ramadhan sempat terjadi peluapan marah dari beberapa ormas di Jakarta dan sekitarnya, walau dalam skala kecil, semoga dibulan suci ini dan dibulan-bulan yang lainnya setelah ramadhan tidak terjadi, karena manusia telah dilatih untuk bersikap sabar, menahan diri dari perbuatan yang di benci-Nya. Tentu semua ini untuk merealisasikan ide dan realitas puasa. Hal ini yang hampir setiap tahun hendaknya menjadi bahan introspeksi dan pertanyaan diri, apakah kita sudah berpuasa? Mengapa kita ini begitu terlihat berlebihan dalam melaksanakannya? Mari kita pikirkan, bukankah realitas itu bertentangan dengan idenya?

Semoga dapat menjadi bahan perenungan bagi kita semua agar kita dapat memaknai puasa dengan sebenar-benarnya, sebuah perenungan untuk selalu berusaha menyesuaikan antara ide dan realitas. Ide yang berasal dari Tuhan, Allah SWT dan realitas yang seharunya manusia alami dan rasakan dari ide Sang Maha Pengasih dan Penyayang, wallaahu a’lam.

Wednesday, August 11, 2010

Pintu Surga, Neraka dan Langkah-langkah Setan di Bulan Ramadhan

Pintu Surga, Pintu Neraka dan langkah-langkah Setan
Di Bulan

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu. (Shahih Muslim No.1793)
Apa yang dimaksud dengan dibukanya pintu-pintu surga dan tertutupnya pintu neraka dan?setan-setan dibelenggu
1. Pada saat puasa orang berusaha membersihkan dan mensucikan dirinya dari segala perbuatan dosa, hal ini berarti ia sedang membuka pintu syurga.
2. Ketika manusia melakukan hal tersebut (point 1) secara otomatis mereka menutup pintu neraka dan membelenggu/mengunci jalan-jalan setan.
Di bulan Ramadhan justru setan-setan sedang gencar-gencarnya memburu orang-orang beriman yang berpuasa, dengan segala godaan, tipu rayu/muslihatnya. Orang yang berpuasa itu lapar, kita tahu orang yang lapar akan begitu mudah terprovokasi untuk marah, ini satu jalan setan. Godaan perut lapar sangat mempengaruhi otak manusia, berbagai jenis makanan, minuman yang ber-es menggiurkan di sepanjang jalan, membuat otak ini berfikir dan memberinformasi ke mulut manusia, maka berkatalah, wuiiih enaknya, ini satu dari jalan setan.
Godaaan setan akan datang dari berbagai arah, depan belakang, kiri, kanan, kecuali “atas”, maka ketika hati dan jiwa kita tertuju “keatas”. Ikhlas menjalankan pengabdian Ibadah ramadhan ini kepada-Nya, mau belajar dan mengambil hikmah dari pelajaran puasa ini, mau merealisasikan ruh/tujuan inti dari berpuasa yaitu menuju insan yang muttaqien, jiwa-jiwa yang muthmainnah, tenang, damai, lurus. Berarti kita sedang membuka jalan syurga dan menutup pintu neraka dan jalan-jalan setan.
Begitu kira-kira makna hadits tersebut di atas. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk tetap istiqamah pada jalan kebenaran-Nya, amiin.

Tuesday, August 10, 2010

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa

Insya Allah mulai besok (rabu 11/08/10) orang-orang yang beriman akan memasuki hari pertama training "menjadi manusia yang bertaqwa", Semoga Allah SWT memberikan kekuatan jasmani dan ruhani kepada kita semua, dan semoga kita dapat menjalankannya dengan tulus-ikhlas, amiin. Atas nama pribadi yang lemah dan penuh dosa mengucapkan Mohon maaf lahir dan bathin, taqabbalallaahu minna waminkum, taqabbal ya kariim