Wednesday, April 18, 2012

Kekurangan? Jangan Di ekspose; Motivasi Diri (1)


Kekurangan? Jangan Di ekspose; Motivasi Diri (1)


Banyak manusia yang tidak puas terhadap perkara hirdup yang sedang di laluinya. Ketidak puasan ini berakar dari rasa yang ada dalam diri karena tidak mampu memahami Tuhan dan apa yang telah diberikan Tuhan terhadap dirinya. Disebabkan hal tersebut manusia mengalami krisis keyakinan hingga berpengaruh terhadap kepercayaan dirinya. Hal tersebut akhirnya membawa manusia pada berbagai macam bentuk penyimpangan yang dibenci Tuhan, Allah SWT, salah satunya adalah korupsi.

Kekurangan itu …?
Kata kekurangan asal katanya adalah kurang. Saat kita mengungkapkan kata kurang maka fikiran kita bisa saja langsung tertuju pada hitungan. Dari sisi lain kata kurang bermakna belum atau tidak mencukupi. Jika kita umpamakan segelas air dalam sebuah gelas yang terisi penuh, namun karena sedikit tertumpah atau diminum, berarti air tersebut berkurang, karena ada yang hilang. Kalau dalam hitungan matematika jika seseorang membpunnyai 10 ekor ayam kemudian yang empat mati dan yang dua hilang maka jumlah ayam tersebut berkurang. Dikatakan berkurang karena ada ukuran atau standar awalnya. Jadi jelas sekali hitungannya.
Lalu bagaimana dengan hal yang dikaitkan dengan berbagai keinginan/kemauan/nafsu manusia? Kita sering mendengar orang yang berkata hidupnya serba kekurangan. Menurut kamus bahasa Indonesia online dari diknas kekurangan adalah ke·ku·rang·an 1 v tidak mempunyai (sesuatu yg diperlukan); tidak cukup mendapat (beroleh) sesuatu.
Berkaitan dengan dengan harta/kekayaan, keinginan untuk mendapatkan sesuatu  berupa materi. Berkaitan dengan hal tersebut, aya berpendapat kekurangan adalah rasa yang bersumber dari nafsu, berbagai keinginan untuk meraih/mendapatkan sesuatu secara lebih bahkan berlebihan. Rasa tersebut akan semakin menjadi jika keinginan terhadap sesuatu itu tidak terpenuhi karena ketiadaan/kekurangan, ketiadaan kemampuan dari sisi materi untuk meraihnya. Sedang dari sisi kekuasaan/jabatan ia sudah dapatkan. Dari rasa inilah kemudian banyak orang melakukan berbagai penyimpangan jabatan untuk pemuasan kesenangan pribadi, keluarga dan golongan/parpol akhirnya  terjadilah korupsi.
Para pelaku korupsi di negara tercinta ini bukan orang miskin, mereka adalah orang-orang yang dari sisi materi berkecukupan. Mobil dinas ada, rumah dinas ada, gaji besar, kendaraan pribadi kebutuhan terjamin oleh negara, tetapi mengapa masih melakukan korupsi? Ini terjadi karena orang seperti itu masih merasa kekurangan. Karena ingin lebih, lebih dan lebih. Baik secara finansial maupun kehormatan, meski yang terakhir ini akan berbalik 1000 derajat jika penyimpangannya terungkap.

Bagaimana mensiasati Kekurangan
Ada tiga cara bagaimana cara mengatasi rasa kekurangan
Pertama mencari akar penyebab. Kekurangan berasal dari sisi keinginan hawa nafsu itu  yang “tidak ada ukuran/batasnya” maka jika terus dituruti sulit menemukan ujung pangkalnya, kecuali kematian. Maka dari itu pengendalian diri menjadi kata kuncinya, jika pengendalian sukses bahagia didapat.
Kedua, orang yang selalu merasa kekurangan adalah orang adalah mereka yang tidak pernah mau menerima dan bersyukur dan merasa cukup dari apa yang sudah ada. Maka merasa cukuplah (qonaah) dan mensyukuri apa yang sudah didapatkan menjadi kata kuncinya. Jika diri selalu qonaah bahagia diraih.
Dan yang ketiga adalah iman, atau keyakinan dengan penuh kesadaran bahwa pada intinya manusia telah diberikan berbagai macam kelebihan satu dengan yang lainnya pasti ada perbedaan,  jika kelebihan itu diekspos maka ia akan menghasilkan kehidupan yang lebih harmonis. Mengekspos/mengeksplorasi kelebihan menjadi kata kunci disamping keyakinan akan kemampuan luar biasa yang telah diberikan Allah kepada setiap manusia. Jika keyakinan kepada kuasa-Nya menjadi dasar bahagia akan dirasa.
Insya Allah kita akan memiliki kehidupan yang lebih baik jika ketiga tips tersebut mampu kita lakukan. Namun jika yang terjadi adalah kita hanya mengekspos kekurangan, maka jadilah kita manusia yang penuh dengan penderitaan dan kesengsaraan. Jadi mau pilih yang mana? Keputusan ada ditangan kita, karena kita adalah Makhluk Tuhan yang luar biasa, Allahmdulillah, karena semua milik-Mu ya Allah