Wednesday, February 2, 2011

Tuhan Itu Cuma Hayalan Manusia


Tuhan Itu Cuma Hayalan (mimpi) Manusia

Mungkin ada manusia yang berpendapat seperti ini. Sebagai sesama manusia hendaknya kita bisa memahami mengapa ada diantara kita yang berkata demikian, tentu ucapan itu ada “asbabunnuzul”nya sehingga keluar ucapan dari pemikirannya. Andai kita mau berfikir kata-kata tersebut ada benarnya juga. Mengapa? Karena sampai saat ini tidak ada satupun manusia yang pernah melihat wujud Tuhan (ini khusus bagi yang mengaku muslim). Tuhan di yakini ada karena informasi kitab suci, begitu kira-kira, atau pesan para Nabi yang tercatat dalam perjalanan sejarah (hadits).

Tidak ada berita hingga saat ini  yang mengabarkan ada manusia yang mampu  melihat Tuhan, seorang Nabi sekalipun tak mampu menggambarkannya. Menurut saya jadi sangat wajarlah ungkapan itu. Hingga saat ini boleh dikata demikian, Tuhan masih berupa hayalan bagi manusia. Demikian saya berfikir, selama manusia masih tinggal pada tempat-Nya yang serba terbatas ini (dunia), maka selama itu pula Tuhan masih berupa hayalan manusia.

Secara pribadi (sebagai seorang muslim) saya tak sependapat dengan mereka yang berpendapat demikian. Mengapa? Tahukah kita bahwa berbagai macam penemuan yang mencengangkan berawal dari sebuah hayalan. Lain dengan Tuhan yang saya yakini, Dia tak bisa dikhayalkan/dimimpikan untuk digambarkan. Dan kita bisa lihat bagaimana realitasnya jika Tuhan diwujudkan dalam suatu yang kongkrit? Setiap manusia tentu  punya gambaran yang berbeda satu sama lain tentang-Nya.

Tuhan bagi yang meyakini-Nya, Dia, ada, lain hal dengan mereka yang mengingkarinya, Dia, tiada. Di dunia ini, ada dan tiada merupakan sesuatu yang saling berhubungan. Ada karena tiada, tiada karena ada, dan ada karena ada. Dia bukan hayalan/impian, karena memang Dia diluar hayalan manusia. Dia ada dalam keyakinan, dan sangat sulit bagi kebanyakan orang meyakini ke adaan-Nya. Mengapa sulit? Karena manusia ada dalam dunia nyata yang serba ada (materi, materialistis).

"Perbedaan antara manusia yang meyakini Tuhan dengan yang mengingkarinya itu adalah hati (qalb) dan di hati itu pulalah letaknya sebuah keyakinan. Maka orang yang meyakini-Nya seharunya harus lebih “berhati” dari yang tidak meyakini-Nya"

No comments: