Friday, November 12, 2010

Mengenal Diri


Mengenal Diri

Malam tadi (jumat, 11/11/10) pengajian anak-anak Nurul Islam mengangkat tema “mengenal diri”. Tema diambil berdasarkan firman Allah SWT dalam surah al-Isra ayat 70, berikut petikannya;
 
“ Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Qs. Al-Israa (17): 70
Ayat tersebut sebelumnya di tulis dan dibaca secara bersama-sama oleh santri-santri yang memang sudah mulai bisa membaca al-Quran. Kajian ringan dan disampaikan menurut bahasa anak-anak ini diawali dengan pertanyaan, siapa kita, dari mana asal kita, untuk apa kita, dan akan kemana? Mengapa diawali dengan pertanyaan? Ini dilakukan sebagai bentuk pembiasaan kepada santri untuk bertanya, dan mengungkapkan pendapat yang ternyata sangat sulit sekali bagi mereka untuk mau mengemukakan pendapatnya, hal ini tentu saja berkait erat dengan situasi dan kondisi mereka di rumah, di sekolah dan dilingkungannya yang telah sengaja atau tidak mematikan potensi berfikir, saya memaklumi, karena saya pernah hidup dan besar dilingkungan yang sama. Tapi hal ini tentu saja harus rubah, step by step. Malu, takut, takut salah, ngga tahu, diam tak ada jawaban. itu jawaban dan exspresi mereka, sekali lagi karena intinya mereka tidak terbiasa.
Pertanyaan ringan berikutnya dan berkait dengan kehidupan sehari, siapa namamu, namamu punya makna/arti atau orang tuamu memberikan nama dan nama itu menjadi doa dan tujuan. Misalnya, pertanyaan pertama jatuh tepat pada seorang yang bernama miftahul jannah, aku bertanya, kamu tahu apa arti namamu? Dia bilang, penjaga surga. Ya begitu kira-kira, miftahun itu artinya kunci dan jannah itu artinya taman yang sangat indah, taman surga. Jadi namamu kira kira berarti kunci surga. Ku coba untuk lebih mencairkan suasana dengan bertanya, “siapa yang ingin masuk surga?” Sontak semua mengangkat tangan, “oke,  kalau begitu silahkan ambil kuncinya dibelakang? Para santripun menoleh kearah si mifta, begitu panggilannya, merekapun  tertawa riang, sedang si mifta hanya tersipu malu.
Dimulai dari nama, hobi, kebisaan, keahlian (skill) suka dan tidak suka makanan apa, suka atau tidak suka buah apa, suka atau tidak suka pelajaran apa, suka atau tidak suka warna apa. Ternyata manusia itu unik dan satu sama lain berbeda. Dan kita harus mau menerima perbedaan itu. Berbeda dalam penglihatan kita, tapi tidak menurut Allah, semua manusia dimuliakan-Nya kecuali mereka-mereka yang tidak ingin mulia. Siapa dan mengapa? Siapa saja diantara kita yang dengan sengaja mengabaikan pengenalan diri untuk mengenal Tuhannya.
Manusia, kita telah dimuliakannya, tapi maukah kita menjadi mulia? Itu pertanyaan untuk pertemuan selanjutnya, maklum waktu hampir menunjukan jam  21.00, plus ane juga dah ngantuk nih, pulang kerja belum istirahat.




No comments: