Friday, April 17, 2009

Yang Terungkap dan Yang Tidak

Yang Terungkap dan yang Tidak

Ada beberapa hal yang nampaknya tak mengemuka dari ungkapan para pemimpin partai politik berkait dengan rendahnya partisipasi rakyat dalam melaksanakan pemilu legislative. Berdasarkan survey kecil-kecilan walau tanpa data, sebenarnya ada beberapa tipe rakyat Indonesia terhadap pelaksanaan pemilu legislative:
1. Mereka yang golput dalam arti yang sesungguhnya, yaitu mereka yang memang tidak mempunyai pilihan karena sudah hilangnya kepercayaan mereka terhadap kinerja anggota DPR/MPR, berdasarkan pengalaman masa lalu. Dan mereka juga nampaknya gencar mengomentari riweh bin amburadulnya pemilu, siapa hayoo???
2. Mereka yang golput karena ulah KPU, yaitu mereka punya keinginan kuat memilih tapi tidak tercatat dalam DPT, ini akibat rendahnya kinerja KPU sebagai penyelenggara pemilu. Rasanya aneh sekali kalau ada banyak diantara rakyat Indonesia yang terbengkalai, kalau didaerah terpencil, kaya di atas gunung sih masih kita maklumi, lha ini di kota besar like Jakarta? Buruk sangkanya kan, “ngapain aja dengan biaya milyaran rupiah wahai KPU? Masya Allah, kayaknya perlu di usut tuntas nih, biar clear.
3. Mereka yang golput karena sengaja menyia-nyiakan kesempatan sedang mereka terdaftar di DPT, katanya, “mending gue pulang kampung aja liburan”, atau “mending tidur aja di rumah”, ada juga yang tidak tahu batas waktu pencontrengan, pas dia dating eh udah tutup pencontrengannya, bisaaa aja.
4. Mereka yang golput terkena musibah, sakit, orang yang di rumah sakit pada pemilu sekarangkan ga bisa nyontreng di RS.
5. Golput dari kalangan wartawan cetak dan elektronik yang sedang menjalankan tugas diluar dapilnya.

Itulah kira-kira hasil “gerilya” saya dan mensikapi tingkah laku para elit politik, dan saya yakin sekali boleh dikata kecurangan itu ada pada setiap sisi dari yang terbawah sampai yang tertinggi, jadi jangan pada munafik ya, sok paling bersih pada. Apa lagi punya keinginan mengulang pemilu, boleh aja sih asal pake uang bapak moyang ente, jangan pake uang rakyat, mikir wahai para bos-bos poli tikus.
He…he…he…sori kalo pake sewot. Wassalam.

No comments: