Wednesday, May 13, 2009

Apa Yang Kita Miliki?

Apa Yang Kita Miliki?
Sebuah Renungan Tentang Diri
Bye; Aa Gun


“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Qs. An-Nahl (16) : 78)

Adakah diantara kita yang masih ingat saat-saat/proses kita dilahirkan (dikeluarkan) dari rahim (perut) ibu kita? Insya Allah kita tidak ingat itu, tapi kita sampai sekarang yakin kalau kita pernah dilahirkan. Kalaupun ada yang dapat menceritakan saat-saat menegangkan itu, pastilah didapat dari cerita orang tua. Sedangkan kita sendiri pada saat itu tak ingat/tak tahu itu seperti apa saat itu?. Sungguh luar biasa jika kemudian dalam al-Quran kita temukan pernyataan Allah SWT seperti ini, “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun…” .Ayat ini mengandung isyarat/petunjuk yang mengingatkan kepada kita bahwa kita saat itu kita ini lemah, tak berdaya, terikat dan butuh bantuan dari yang lain. Itulah kita.

Proses terus berjalan, waktu berputar, detik berganti, menit berubah jam, jam menjadi hari, hari berlalu menjadi minggu, minggu bertambah menjadi bulan, akhirnya menjadi tahun. Selama kondisi yang baik/sehat/seimbang (atas izin-Nya, bagi yang percaya pada-Nya), bersamaan dengan waktu, kita terus berkembang sampai batas akhir yang telah ditentukan. Batas akhir, ketika tubuh ini sudah tak mampu lagi mengikuti bertambahnya waktu dan perubahan zaman. Mampukah kita menghalau itu semua? mampukah kita melawan itu semua? Akhirnya kita kembali seperti saat semula kita dilahirkan, tapi pada saat seperti itu tak ada orang yang mampu menolong kita, membantu kita. Jika saat dilahirkan keterikatan kita pada yang lain (mungkin) dapat menolong, tapi pada saat itu, no way, nothing, and no one who can help you!!!

Lalu siapa yang menolong? Bukan siapa, tapi apa yang menolong? Dalam ayat berikutnya Ia menjelaskan, “dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” Dalam kondisi yang normal, Ia menyempurnakan penciptaan-Nya yang perkembangannyapun mengikuti waktu, yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati, tujuannya? agar kamu bersyukur”, sadarkah kita kalau fasilitas tersebut telah menjadikan kita seperti sekarang? Bersyukurkah kita? Subhanallaah. Jadi apa yang kita miliki?

Jika kita sadar, penolong kita adalah diri kita, diri yang telah dilengkapi oleh fasilitas kesadaran (keimanan) yaitu, pendengaran, penglihatan, dan hati (qalb). Dari fasilitas kesadaran itu (jika difungsikan, dioptimalkan) insya Allah akan lahir pengabdian (Ibadah) yang tulus, ikhlas atau dalam bahasa agama teman saya “pelayanan”. Ya, kita melayani Allah dengan menjaga, memelihara dan mengembangkan apa yang telah diciptakannya, karena semua yang ada ini diciptakan untuk kita, manusia. Betapa Allah cita kepada kita.

Lalu apa yang kita miliki? Yang kita miliki hanyalah buah manis yang menyegarkan dan menyehatkan dari realisasi iman (optimalisasi dan realisasi fungsi kesadaran) kita untuk mengabdi pada-Nya, melayani-Nya. Itulah yang akan menolong dan menemani kita, itulah milik kita, itulah kebahagiaan kita. Di dunia dan di alam setelahnya. Wallaahu a’lam.

No comments: